Gracia4Christ's Blog

Just another WordPress.com weblog

MENCERMATI GERAKAN ROHANI DALAM PENGARUH NEO-PENTACOSTALISM DI TENGAH ARUS POST-MODERNISM Sebuah pemaparan dari perspektif pemahaman historis-filosofis doktrinal oleh Pdt. Yarman Halawa, D.Min October 15, 2009

Latar Belakang Historis
Neo Pentacostalism (Pentakosta Baru) atau The latter Rain Movement (Gerakan Hujan Akhir) atau yang juga dikenal sebagai the Charismatic Movement (Gerakan Kharismatik) terbilang sangat sukses dalam mempopulerkan pengajaran dari gerakan Pentakosta yang telah terlebih dahulu ada mengenai baptisan Roh Kudus yang dianggap sebagai ’berkat kedua (the second blessing).’ Gerakan ini mendapat tempat yang besar dalam sebuah organisasi persekutuan pebisnis Full Gospel Business Men’s Fellowship International (FGBMFI). Persekutuan ini didirikan oleh Demos Shakarian, seorang jutawan yang memiliki pertanian yang luas di California Selatan. Ia merasa bahwa Allah menggerakkannya untuk memulai suatu gerakan para pebisnis yang dapat bersekutu bersama dari berbagai denominasi gereja untuk berbagi iman di dalam Kristus. Full Gospel atau “Injil Sepenuh” mencerminkan keyakinan mereka dan arah persekutuan ini. Tidak ada unsur yang dilarang untuk dilakukan di dalam persekutuan ini: berbicara bahasa lidah, kesembuhan, pengusiran setan—apa pun yang dialami oleh seseorang.

Pertemuan pertama Full Gospel Busines Men’s Fellowship International diadakan pada bulan Oktober 1951 di Los Angeles mengundang Pdt. Oral Roberts, seorang pengkhotbah KKR yang konon memiliki karunia pemulihan khususnya kesembuhan. Dua tahun kemudian, pada Oktober 1953, Full Gospel Business Men’s Fellowship International mengadakan pertemuan nasional seluruh USA. Usaha yang dilakukan sebagai hasil dari pertemuan ini adalah “menginjili” orang lain yang berada di gereja-gereja tradisional atau ’mainline churches’ (Protestan, Katolik, Ortodoks, Anglican, dan yang lainnya) yang dianggap dan dipandang masih belum menerima baptisan Roh Kudus.(1)  Untuk seterusnya, persekutuan ini berupaya menjangkau orang-orang dari golongan non-Pentakosta dengan berita utama mengenai baptisan roh. Perlu diketahui, mereka tidak mengharuskan orang-orang non-Pentakosta masuk ke gereja Pentakosta. Seorang Katolik bisa saja masuk ke persekutuan itu dengan skeptis (tidak percaya) namun keluar dengan berbahasa lidah, tanpa merasa dipaksa untuk meninggalkan gerejanya dan pindah ke gereja lain yang di anggap ‘penuh Roh Kudus.’

Pada pertama kali berdirinya, mereka tidak suka dengan label “Neo-Pentakosta” dan lebih memilih “Pembaruan atau Gerakan Kharismatik.” Mereka menerima pengalaman Pentakosta dan perlunya karunia-karunia rohani, namun menolak penekanan bahwa bahasa lidah adalah ciri utama bila seseorang telah menerima baptisan Roh. Bagi mereka, bahasa lidah adalah salah satu dari karunia rohani yang dicurahkan oleh Roh, tetapi bukan bukti utama. Sebagian orang Kharismatik menolak bahwa bahasa lidah merupakan pengalaman nyata dari baptisan kedua, tetapi menerimanya hanya sebagai salah satu karunia. Persamaan keduanya ialah, bahwa pembaruan rohani yang berkembang di dalam diri orang-orang percaya akan membangkitkan kharismata (karunia-karunia) seperti yang ada di dalam Kitab Suci, sebagai kelengkapan pelayanan gereja.

Neo-Pentacostalism dan Semangat Post-Modernism
Di tengah dunia Post Modern dimana secara wawasan umum berlaku diktum bahwa hampir tidak ada kebenaran yang absolut, bahwa segala sesuatu itu adalah baik bila menghasilkan yang baik bagi manusia tanpa pandang filosofi dasarnya apakah bercampur aduk dengan unsur pengaruh demonik atau tidak, gereja dan orang percaya terjebak dalam grey area (wilayah abu-abu) yang menyebabkan tidak adanya satu filosofi doktrinal murni yang dipegang sebagai the absolute truth (kebenaran yang absolut). Bukan lagi doktrin yang absolut yang menjadi fondasi dari suatu bangunan gerakan rohani yang ada diatasnya dan yang kebetulan menghasilkan efek yang positif. Bagaimanapun disadari ataupun tidak Neo-Pentacostalism memiliki korelasi dengan semangat post-modernism ini.

Apabila dalam kurun waktu hampir 50 tahun sejak kehadirannya gerakan ini melakukan pendekatan yang begitu ekstrim; maka, pada hari ini gerakan kharismatik terlihat lebih mengambil jalan tengah yang ‘soft’ terutama terhadap kelompok-kelompok ‘mainline churches.’ Bila dahulunya misi utama adalah ‘menginjili’ orang-orang kristen dalam kelompok ‘mainline churches’ (Protestan, Katolik, Ortodoks, Anglican, dan lainnya) karena di anggap hidup dalam ibadah yang kaku, kurang gairah, terlalu liturgikal, musik yang loyo, ‘mati,’ dan belum menerima baptisan Roh Kudus, maka pada hari ini misi utama itu adalah bagaimana ‘bersama-sama dengan saudara seiman menjadi berkat bagi gereja dan masyarakat.’ Bila diperhatikan maka konsep ’menjadi berkat’ telah diterjemahkan dengan sangat sukses melalui terminologi ’pemulihan’ ’penyembuhan,’ ’impartasi,’ ’lawatan Allah,’ dan lain-lain. Mengapa merubah strategi pendekatan menjadi ‘soft’? Karena sikap anti dan alergi terhadap gerakan kharismatik dari kelompok ‘mainline churches.’ Pendekatannya sekarang adalah melalui filosofi pelayanan dan gerakan-gerakan yang bersifat interdenominasi. Daya tarik filosofi dan gerakan2 yang ‘dibidani’ oleh pengaruh Neo Pentacostalism ini dapat dikatakan luarbiasa, apalagi dari banyak pengakuan hampir tidak ada anjuran atau mengharuskan anggota-anggota ‘mainline churches’ yang ikut ‘jajan’ mencicipi manisnya ‘madu berkat’ yang dihasilkan oleh gerakan ini untuk meninggalkan gereja mereka. Justru ini menjadi semacam ’pengutusan’ kembali untuk ’memberkati’ ke dalam gereja asal masing-masing

Berikut adalah dua diantara gerakan-gerakan popular saat ini dalam akar pengaruh dan operasional gerakan neo-Pentacostalism di Indonesia yang juga bertujuan untuk menjadi berkat bagi gereja, orang kristen dan masyarakat termasuk kepada gereja-gereja di dalam “mainline churches” yakni Gerakan Pria Sejati dan Gerakan Wanita Bijak.

Gerakan Pria Sejati adalah sebuah pelayanan bagi kaum pria yang dilahirkan dalam gerakan kharismatik internasional. Gerakan ini berawal dari Christian Men’s Network (CMN) yang didirikan oleh Edwin Louis Cole pada 1977. Siapakah Edwin Louis Cole? Edwin Louis Cole atau yang lebih dikenal sebagai Ed Cole dilahirkan di Dallas, Texas pada 1922 dan meninggal pada 27 Agustus 2002 dan dimakamkan dengan upacara tertutup di Newport Beach, California. Ia memulai karir pelayanannya sebagai salah satu orang penting dari Aimee Semple McPherson di Angelus Temple atau yang juga dikenal sebagai International Church of the Foursquare Gospel (ICFG) di Los Angeles, CA. Angelus Temple adalah salah satu gereja Pentakosta Kharismatik yang berpengaruh dengan pengikut 2 juta orang diseluruh dunia. Selama 20 tahun Cole turut serta dalam pelayanan-pelayanan misi dan penginjilan Angelus Temple dan menjadi pria pertama yang menjadi hamba Tuhan full time disana. Tentu saja ini sebuah prestasi yang luarbiasa mengingat kepemimpinan Angelus Temple didominasi sepenuhnya oleh kaum Hawa yakni sang pendiri, Aimee Semple McPherson,(2)  dan ibunya Mildred Kennedy.
Sebagai seorang yang bersemangat melayani Tuhan dan merasa menerima panggilan khusus dari Tuhan untuk memimpin pemuridan kaum pria; maka, pada 1977 ia mendirikan apa yang kita kenal sebagai Christian Men’s Network. Pada April 1984 ia menyatakan mengundurkan diri sepenuhnya dari sayap pelayanan Angelus Temple dan selanjutnya memfokuskan diri pada pelayanan CMN yang didirikannya. Ia juga menerbitkan banyak buku dan berkhotbah tentang para pria berkaitan dengan tema-tema mengenai pria dan religiusitas pria.

Dibawah kepemimpinannya CMN mengalami masa jaya pada era 1980an-1990an yang dikatakan telah menjadi berkat bagi para pria di lebih 220 negara dan melayani jutaan pria melalui pertemuan pria Kristen, retreat, pelayanan gereja, video, radio, televisi, buku, kaset dan siaran satelit. Dikatakan bahwa jutaan pria telah mengalami perubahan hidup, perkawinan dipulihkan, hubungan dipulihkan, pelayan-pelayan Tuhan bangkit dan dikuatkan. Pada hari ini CMN terus berlanjut namun jika dilihat dari grafik perkembangan sesungguhnya; maka, gerakan ini tidak lagi seperti era Cole masih hidup dulu (bandingkan hal ini dengan FGBMFI ketika Demos Shakarian masih hidup!).

Edwin Louis Cole terkenal dengan pengajarannya yang dikalangan Neo-Pentacostalism disebut sebagai “suara nubuatan (prophetic voice)” bagi kaum pria dari generasi masa kini. Pengajaran itu adalah:
• “Christians are not patched-up sinners, they are new creations” (orang-orang kristen bukanlah sepenuhnya orang berdosa, mereka adalah ciptaan baru).
• “You don’t drown by falling in the water; you drown by staying there” (anda tidak tenggelam karena jatuh kedalam air; tetapi tenggelam karena tinggal/berada disana)
• “Do not let others create your world for you, for they will always create it too small” (jangan biarkan orang lain menciptakan dunia bagimu, karena mereka akan menciptakannya terlalu kecil bagimu).
• “Manhood and Christlikeness are synonymous” (kepriaan dan menjadi serupa Kristus memiliki makna yang sama).

Oleh para pengikut dan pengagumnya ia dianggap sebagai “BAPA KEGERAKAN PRIA MODERN.” Buku-bukunya telah dicetak lebih dari dua juta eksemplar dan ia memiliki 53 kantor internasional yang melayani lebih dari 200 negara, termasuk Indonesia.

Pelayanan CMN masuk ke Indonesia pada 1997 melalui Gereja Yesus Kristus Tuhan (Abbalove Ministries), salah satu gereja yang bila diperhatikan platformnya tergolong Neo-Pentacostalism/kharismatik besar Indonesia di Jakarta. Gembalanya Ir. Edi Leo menjadi ketua CMN Indonesia yang diresmikan pada 1999 di Texas, Amerika Serikat. CMN Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan Gerakan Pria Sejati, dikatakan telah memuridkan lebih dari 60.000 pria (pada pemaparan angka statistik per 2008 kemarin sekitar 50.126) yang berasal dari berbagai gereja, denominasi, lembaga kekristenan, perusahaan, institusi, badan pemerintahan pada akhir 2007. Gerakan Pria Sejati ini juga dikatakan telah merambah lebih dari 34 kota dan bahkan lebih dari 1.000 gereja lokal yang sudah pernah terlibat ikut dalam pemuridan pria ini (catatan: meskipun secara fakta kebanyakan yang ikut bukan atas nama lembaga gereja tetapi atas nama pribadi). Berkaitan dengan CMN Internasional dan CMN Indonesia silakan lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Edwin_Louis_Cole dan http://CMN Indonesia. htm.

Setelah Gerakan Pria Sejati yang dikomandani oleh Ir. Edi Leo ini lahir, maka muncul juga pelayanan yang disebut Gerakan Wanita Bijak yang di pimpin oleh Rose Leo (isteri Ir. Edi Leo). Bila diperhatikan korelasi ministrial-psikologis; maka, sangat besar kemungkinannya bahwa Gerakan Wanita Bijak ini kelahirannya dimotivasi oleh Gerakan Pria Sejati ini. Hal ini terlihat dari motto gerakan ini: ‘Murid Kristus, Mitra Pria.’

Mencermati Dengan Tepat dan Bijaksana Gerakan Produk Neo Pentacostalism
Apapun gerakan yang dilahirkan dalam kancah kehidupan kekristenan dalam era Post Modern ini tetap harus dicermati, diteliti dan diuji berdasarkan historis filosofis-doktrinal Alkitab yang tepat yang memotivasi pengajaran, kepemimpinan, penggembalaan dan pelayanan di lingkungan gereja-gereja dalam lingkup gereja Reformed.

Berikut adalah pertimbangan-pertimbangan yang mungkin diperlukan untuk menyikapi dengan bijaksana dan tepat gerakan-gerakan seperti ini:
1. Harus diakui bahwa gerakan2 semacam ini telah menghasilkan banyak hal yang bersifat positif, seperti yang disaksikan oleh mereka yang telah mengikuti gerakan-gerakan ini antara lain, pengalaman perubahan hidup, perkawinan dipulihkan, hubungan dipulihkan, pelayan-pelayan Tuhan bangkit dan dikuatkan, dst. Namun disisi lain track record Neo-Pentacostalism yang telah terbukti kurang tepat (bahkan salah dan kacau) dalam memahami sebagian (yang tentunya juga mempengaruhi keseluruhan) doktrin mengenai Roh Kudus (Pneumatologi) telah mengakibatkan kerusakan doctrinal yang luarbiasa di dalam ’mainline churches’ berkaitan dengan filosofi dasar mengenai kehidupan kristen lahir baru yang sesungguhnya.

2. Gerakan kharismatik layak diacungi jempol sebagai gerakan dengan pendekatan kepada individu, kelompok, atau massa secara psikologis. Bukan lagi bisa tidaknya berbahasa Roh atau masalah baptisan Roh yang menjadi isu penting dalam gerakan ini, tetapi berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan psikologi manusia yang hari ini banyak mengalami stress, tekanan dan pergumulan2 hidup pribadi, keluarga, usaha, gereja dan masyarakat. Gerakan Neo-Pentacostalism telah turut melahirkan apa yang sebut sebagai Psikological Gospel/Injil Psikologi. Ciri utama Injil Psikologi adalah Tuhan dan firman-Nya melayani kebutuhan (needs) manusia.

3. Banyak orang kristen Neo-Pentacostalism tidak menyadari bahwa gerakan-gerakan dalam pengaruh kharismatik telah turut membangkitkan sikap radikalisme dari saudara-saudara non Kristen (lihat http://www.indomedia.com/bpost/9805/1/OPINI/artikel1.htm).

4. ‘roh’ pemberontakan yang merupakan ciri utama gerakan Neo Pentacostalism sejak awal terhadap nilai-nilai tradisional gereja reformasi, telah semakin memperlebar jurang pemberontakan kaum muda terhadap nilai-nilai histories filosofis-doktrinal yang bersifat prinsip yang selama ini telah membangun kehidupan gereja dimana mereka diasuh secara rohani.

5. Wibawa kepemimpinan gerejawi khususnya dalam ‘mainline churches’ menjadi rusak ketika para pemimpin yang seharusnya memiliki wawasan yang jelas terhadap historis filosofis-doktrinal gereja reformasi yang mewarnai pengajaran, teologia dan penggembalaan gereja justru terpengaruh baik sadar atau tidak dengan alasan yang masuk akal kedalam gerakan-gerakan produk dari pengaruh Neo-Pentacostalism ini.

6. Kita harus jujur untuk mengakui bahwa produk-produk yang dihasilkan oleh gerakan-gerakan dalam pengaruh Neo Pentacostalism telah terbukti menyebabkan perbedaan pendapat yang tajam dan bahkan benih-benih ‘perselisihan’ di dalam ‘mainline churches.’

Penutup
Jaringan global (global network) menjadikan gerakan Neo Pentacostalism jauh lebih bergairah daripada ’mainline churches’ pada umumnya. Pujian, ibadah, persekutuan, pelayanan dan terobosan-terobosan yang bersifat massive dan komunal menjadi daya tarik karena bersifat interdenominasi. Seringkali kemampuan dalam ‘menjaring’ partisipan dari gereja-gereja lain (khususnya ‘mainline churches’) dan hal-hal positif yang dihasilkannya dianggap sebagai bukti bahwa gerakan-gerakan ini berasal dari lawatan Roh Kudus. Namun sekali lagi kita harus cermat dalam sudut pandang teologia Reformed dalam pengajaran Alkitab khususnya berkaitan dengan doktrin Roh Kudus, doktrin Soteriologi (keselamatan), dan doktrin Eskatologi (akhir zaman) yang secara umum dalam gerakan Neo Pentacostalism dipahami dan dimengerti secara kurang tepat, bahkan dalam praktek sebenarnya seringkali diabaikan karena sikap alergi terhadap doktrin dan dokumen-dokumen tradisional pengakuan iman reformasi yang merupakan salah satu ciri khas Neo Pentacostalism sejak awal. Memang ketika doktrin dan warna teologia dikesampingkan, dan apalagi jika gereja/jemaat/hamba Tuhan menganut paham teologia abu-abu, maka yang terjadi adalah ‘kesamaan dan kebersamaan.’ Namun jumlah yang besar, kemampuan menghimpun manusia dan terobosan-terobosan positif bukanlah alasan satu-satunya (apalagi kalau dijadikan alasan utama) bahwa gerakan2 seperti itu benar2 merupakan lawatan Roh Kudus bagi pemulihan manusia. Mari selalu ingat bahwa doktrin/pengajaran yang benar dan tepat sangat menentukan arah kehidupan percaya kita. Ada baiknya peringatan dari Tuhan Yesus dalam Matius 7:13-23 kita renungkan ulang kembali. Kiranya Tuhan terus-menerus memberikan kepekaan yang tajam kepada kita sesuai firman-Nya untuk belajar bijaksana bukan saja didalam menyikapi akibat-akibat positif tetapi juga didalam menyikapi kelemahan-kelemahan prinsipiil dalam setiap gerakan rohani yang ada disekeliling kita.

Fides Quaerens Intellectum

(1) Pemahaman ini sangat berkaitan dengan pemahaman doktrin dasar Pneumatologi (ajaran mengenai Roh Kudus) berkaitan dengan kehidupan lahir baru seseorang. Dalam pandangan ini orang-orang kristen belumlah ‘sah’ lahir baru apabila masih belum mengalami pengalaman rohani seperti glosolalia. Hal ini berbeda sekali dengan apa yang dipahami dalam ’mainline churches’ bahwa baptisan Roh Kudus terjadi pada saat seseorang melalui pekerjaan Roh Kudus yang menunutunnya untuk menyadari, mengakui, bertobat dari dosa-dosanya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.
(2) Siapakah Aimee Semple McPherson? Ia dilahirkan pada 9 Oktober 1890 di Canada yang kemudian pindah ke Amerika. Dalam gerakan Pentakosta/Kharismatik, Aimee Semple McPherson sangat dihormati dan buku-bukunya banyak yang diterjemahkan ke berbagai bahasa (termasuk Indonesia dan dapat ditemukan di toko buku-toko buku bercorak Pentakosta/Kharismatik atau interdenominasi). Bagi para pengikutnya, ia sering dianggap sebagai wanita teladan (bijak??) dengan karunia bahasa lidah dan karunia penyembuhan.. Wanita teladan ini melewati masa mudanya sebagai seorang yang meragukan Tuhan, menentang gereja/tidak menyukai pendeta dan menjadi penulis yang mempromosikan Teori Evolusi Darwin di majalah dan koran. Tetapi setelah ia sembuh dari penyakit yang dideritanya yang ia anggap sebagai ‘kesembuhan ajaib’ ia berbalik menjadi kristen. Ia mendirikan Angelus Temple atau yang lebih dikenal dengan International Church of the Foursquare Gospel (ICFG) di Echo Park yang berada di distrik Los Angeles, California. Gereja ini selesai dibangun pada 1 Januari 1923 dan boleh dikatakan lebih cocok disebut sebagai sebuah gedung pertunjukan dari pada sebuah bentuk bangunan gereja pada umumnya dengan kapasitas 5300 orang. Layaknya aktris Holywood pada zamannya, penginjil Aimee Semple McPherson menggunakan dan mempromosikan daya tarik kabaret, dancing, program2 radio, retreat, camp, pemutaran film, pertandingan tinju, dll., yang diadakan dalam gedung ‘gereja’ itu untuk menyampaikan Injil. Pada hari ini ia memiliki sekitar 2 juta pengikut diseluruh dunia. Aimee Semple McPherson atau yang juga dikenal sebagai “Sister Aimee” ini menikah 4 kali, 2 diantaranya dengan pria yang telah beristri yang menyebabkan ia harus menghadapi gugatan dan denda pengadilan. Ia juga bercerai 4 kali. Ia meninggal pada 27 September 1944 karena overdosis Seconal yaitu sejenis obat yang dapat menyebabkan seseorang terhipnotis untuk terus-menerus meminum obat (untuk informasi detilnya lihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Aimee_Semple_McPherson dan juga informasi tambahan berkaitan dengan Angelus Temple di http://en.wikipedia.org/wiki/Edwin_Louis_Cole)..

Sumber rujukan:
A.P. Gibbs, Worship: The Christian’s Highest Occupation. Kansas: Walterick Publishers, 2006.
Henry Wade DuBose, We Believe. Richmond: John Knox Press, 1960.
Loraine Boettner, The Reformed Faith. Singapore: Old Paths Publishing House, 1955.
Peter Suwadi Wong, Anugerah Pemulihan Rangkap Lima di Dalam Relasi Manusia halaman 103-
137 dalam buku Sola Gratia & Pergumulannya Masa Kini. Bandung: STT Bandung, 2007.
Togardo Siburian, Afirmasi Spiritualitas Anugerah Pada Masa Kini halaman 139-169 dalam buku
Sola Gratia & Pergumulannya Masa Kini. Bandung: STT Bandung, 2007.
Sinode GKA, Buku Katekisasi. Surabaya, 1997.
Yohana Ang, Musik Gereja Dalam Konteks Zaman halaman 267-287 dalam buku
Sola Gratia & Pergumulannya Masa Kini. Bandung: STT Bandung, 2007.
Yarman Halawa, Theological Imperative for Christian Counseling. Unpublished paper
April 12, 2006.
Yarman Halawa, Worship and Its Implications to the Church’s Healthy. Unpublished paper,
October 11, 2006.
Yarman Halawa, Understanding the True Works of The Holy Spirit in Today’s Church Growth
Movement.
Unpublished paper, Pebruari 1, 2007.

http://www.gkps.or.id/?go=tampilkan&kat=9&gr=18&id=143
http://en.wikipedia.org/wiki/Edwin_Louis_Cole
http://en.wikipedia.org/wiki/Aimee_Semple_McPherson
http://CMN Indonesia. htm.
http://en.wikipedia.org/wiki/Abbalove Ministries.
http://elenet.blogspot.com/2007/03/golden-jubilee-of-christian-conference.html.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Karismatik
http://www.pgi.or.id/artikelteologi.php?news_id=99
http://www.indomedia.com/bpost/9805/1/OPINI/artikel1.htm (
http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=2331, http://www.karismatikkatolik.org/Jawaban.asp?id=25, dan http://www.ekaristi/forum/fullgospel indonesia?