Juan Carlos Ortiz adalah seorang Pendeta yang sangat terkenal di Argentina (termasuk di seantero Amerika). Ia melayani di sebuah gereja di ibukota Negara itu, Buenos Aires. Mula2 anggotanya 184 orang. Kemudian dalam beberapa tahun bertambah menjadi 600 anggota. 3x lipat! Ia juga rajin belajar, mengikuti seminar, mengambil studi dan mempraktekkan seluruh pengetahuan itu di gerejanya. Ia juga di undang kemana-mana dan memberi ceramah. Apakah itu membuat Ortiz senang, bahagia. Ya! Tetapi ia memberi sebuah kesaksian yang ia tuliskan dalam bukunya bahwa “Ia sangat senang dan menikmati setiap kali ia memeras pikiran dalam merancang dan mempersiapkan program2 utama gereja, FT, ceramah, melayani konseling, memberi katekisasi, dan membuat tulisan2 rohani; tetapi ia selalu gelisah dan merasa tidak puas setiap kali ia sampai di rumah dan beristirahat. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang salah. Perasaan ini sangat mengganggu dia selama beberapa waktu lamanya. Sampai akhirnya ia tidak tahan untuk mencari tahu ada apa sebenarnya, koq dia dihinggapi perasaan seperti itu. Ia mengambil waktu cuti selama 2 minggu ke tempat yang jauh dan sepi untuk berdoa dan merenung. Beberapa hari kemudian ketika ia sedang menulis tiba2 suatu kuasa dari RK berkata-kata dalam batinnya, ‘Ortiz, kalau beberapa waktu ini engkau selalu gelisah, penyebabnya adalah karena yang engkau layani itu bukan gereja tetapi bisnis. Engkau mempromosikan Injil seperti orang mempromosikan Coca-Cola. Engkau memakai semua kiat yang engkau pelajari, tetapi dimana Aku, dimana tangan-Ku di dalam semua yang engkau kerjakan itu?’ Ortiz terkejut dan berhenti menulis. Lalu kata2 dari pikiran dan batinnya itu kembali muncul, ‘Engkau menyangka bahwa gerejamu itu bertumbuh. Dari 184 orang menjadi 600 orang. Tetapi sebenarnya gerejamu itu tidak bertumbuh, hanya bertambah. Anggotanya betambah, itu benar, tetapi kualitas mereka tetap saja sama seperti sebelumnya. Dulu gerejamu memiliki 184 bayi rohani, sekarang bertambah menjadi 600 bayi rohani.’ Ortiz benar2 shock!! Selama ini ia merasa bangga telah menggembalakan jemaat yang besar, dan jemaatnya bangga karena mereka menjadi bagian dari gereja yang paling maju di antara gereja lainnya di kota Buenos Aires, Argentina. O….Ternyata di mata Tuhan lain sama sekali!
Apa yang di alami oleh Pdt. Ortiz dan jemaatnya bisa terjadi di mana-mana. Bisa terjadi pada saya dan pada saudara, pada kita semua. Gereja tidak bertumbuh tetapi cuma bertambah. Ini merupakan kondisi yang harus kita waspadai bersama. Kita patut selalu ingat peringatan yang disampaikan oleh Penulis surat Ibrani dalam 5:12-13, “Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas2 pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.” Mestinya makan nasi tetapi masih makan bubur. Ini mengingatkan kita bahwa seseorang (termasuk saya dan saudara) bisa saja bertambah tua, bertambah besar, bertambah tinggi, tetapi sikap, cara berpikir, pola hidup, tingkah lakunya tetap seperti kanak-kanak. Gereja juga bisa seperti itu. Bisa tambah besar, tambah kaya, tambah megah, tambah banyak anggotanya, tetapi tidak bertumbuh alias tidak bertambah dewasa. Orang kristen bisa kelihatan bertambah besar, bertambah banyak dan bertambah tua, tetapi tidak bertumbuh alias tidak bertambah dewasa rohaninya alias tetap menjadi bayi rohani.
Pentakosta (peristiwa turunnya Roh Kudus) tidak hanya sekedar berbicara mengenai pertambahan jumlah orang percaya yang instant. Ia berbicara mengenai pertumbuhan kehidupan rohani orang percaya mula-mula yang kemudian menghasilkan pertambahan jumlah orang percaya mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi (termasuk kita pada hari ini). Mari kita selidiki melalui 3 pembacaan Alkitab tadi bagimana hal ini bisa terjadi. Apa rahasia pertumbuhan dan pertambahan dalam peristiwa Pentakosta?
Pertama, Pertobatan yang Sungguh-Sungguh kepada Yesus.
Dalam KPR 2:14 – siapa mereka? Orang-orang yang juga termasuk mereka yang pasti pernah melihat Yesus dan melihat para rasul sebelumnya, mendengar Injil dan pengajaran Yesus dan murid2-Nya, menyaksikan mujizat-Nya dan bahkan ikut Yesus dan menyaksikan kematian-Nya di atas salib Golgota, juga telah mendengar kabar kebangkitan dan kenaikan-Nya ke sorga. Tetapi sampai pada hari Pentakosta itu mereka ini tetap masih belum percaya dan menerima Yesus dengan sungguh2. Hati mereka masih belum terbuka dengan sungguh2. Bahkan mungkin mereka termasuk di antara orang2 yang menganggap para rasul yang memberitakan Injil Tuhan itu sebagai orang2 yang mabuk bahkan mungkin gila karena dalam Pasal 2 iu dikatakan bahwa para rasul dapat berbicara dalam bahasa2 dari berbagai bangsa yang ada di bawah kolong langit ini. Tetapi puji Tuhan! Setelah FT yang begitu keras disampaikan dalam ayat 14-36; maka dikatakan dalam ayat 37-41 bahwa dengan hati yang terharu mereka bertobat, percaya dan memberi diri untuk dibaptiskan bagi Yesus.
Apakah kita termasuk seperti orang2 ini? Apakah kita termasuk orang2 yang telah mendengar Firman berpuluh2 kali, pergi ke gereja/persekutuan, bahkan telah turut terlibat dalam kegiatan pelayanan, namun sebenarnya masih belum bertobat dan percaya Yesus dengan sungguh2?! Ada begitu banyak orang yang sebenarnya sudah masuk kategori ‘kristen’ tetapi tidak bisa bertumbuh, tidak bisa berbuah bagi Tuhan karena ternyata masih hanya sebatas dengar Firman, masih hanya sebatas ikut2an tetapi sebenarnya belum bertobat dan percaya Yesus dengan sungguh2. Apa buktinya? Suam rohani. Jadi orang kristen ala kadarnya. Hidup rohaninya hidup-mati, hidup mati mirip voltase listrik naik turun, dan tidak menghasilkan apa2 bagi kemajuan pekerjaan Tuhan di bumi. Maka, bila masih ada di antara kita pada hari ini yang termasuk seperti ini, maka demi kasih Kristus Yesus bagi Sdr, sekaranglah saatnya untuk bertobat, terimalah Dia sebagai Juruselamatmu, percayalah Dia dengan sungguh2 dan jadilah orang kristen yang sejati!!!
Kedua, Ketekunan dan Kesehatian di Dalam Doa
Pentakosta diawali dengan sebuah penantian: 50 hari setelah Paskah dan 10 hari setelah Kenaikan. Dalam KPR 1:12-14 kita menemukan para rasul dan orang2 percaya (termasuk Maria ibu Yesus) selama 10 hari sejak Kenaikan Kristus ke sorga menanti2 turunnya Roh Kudus. Apa yang mereka lakukan selama 10 hari menanti itu? Tidur? (a.14 ‘bertekun dan bersehati di dalam doa bersama2’). Dalam 1:15 disebutkan bahwa jumlah mereka saat itu 120 orang. Apakah artinya ini bagi kita? Artinya: bahwa pertumbuhan rohani itu selalu diawali dengan lutut semua orang percaya dihadapan Tuhan yang rindu ingin menyaksikan kuasa Tuhan dinyatakan. Penginjil Inggris terkenal bernama Gipsy Smith ketika selesai memimpin sebuah acara KKR ditanya oleh majelis gereja setempat mengenai apa rahasianya supaya terjadi kebangunan rohani didalam gereja mereka. Gipsy Smith menjawab, “Pulanglah kerumah, ambillah sebuah kapur tulis lalu masuklah kedalam kamar dan buatlah lingkaran dilantai setelah itu masuklah ketengah lingkaran itu dan mulailah berdoa hingga benar-benar terjadi kebangunan rohani yang Anda rindukan.”
Banyak orang kristen/gereja tidak bertumbuh rohaninya dengan baik karena menegarkan tengkuk (bersikap acuh tak acuh), tidak mau berlutut, berdoa, tunduk dihadapan Tuhan. Atau mungkin mau berlutut berdoa tetapi tujuannya semata2 untuk diri sendiri, untuk kepentingan diri sendiri bukan untuk kepentingan kemauan pekerjaan Tuhan di bumi. Kita perhatikan, ketika orang2 percaya mau bertekun dan bersehati di dalam doa maka kehidupan rohani mereka mengalami pertumbuhan yang luarbiasa. Dan tidak hanya itu dalam pasal 2 dikatakan bahwa setelah 10 hari mereka bertekun dan bersehati dalam doa; maka, kuasa Roh Kudus dicurahkan dan terjadilah kebangunan rohani yang besar: Injil diberitakan dalam bahasa2 yang ada di dalam dunia (bukan bahasa Roh) dan 3000 orang menjadi percaya Yesus dan dibaptiskan. Ini luar biasa! Saya percaya ini bukan sesuatu yang mustahil terjadi dalam kehidupan Sdr dan gereja kita di tempat ini. Apabila kita siap dan mau menginvestasikan waktu terbaik bagi pekerjaan Tuhan melalui ketekunan dan kesehatian di dalam doa, maka kita pasti akan melihat hidup kita, gereja kita akan bertumbuh dan bertambah. Maukah kita? Siapkah kita?
Ketiga, Memelihara Semangat Kebersamaan Ibadah & Persekutuan
Pentakosta diawali oleh 120 orang yang memelihara dan menjaga kebersamaan mereka selama 10 hari sebelum Roh Kudus dicurahkan (1:14, 15; 2:1). Dan setelah jumlah mereka menjadi lebih 3000 orang mereka tetap menjaga dan memelihara Semangat Kebersamaan ini. Kebersamaan seperti apa? Dikatakan kembali dalam KPR 2: 42, 46-47a bahwa mereka “bertekun dalam pengajaran, persekutuan, berdoa, belajar saling melayani, dan memuji Allah.” Hal2 ini mendatangkan berkat Tuhan atas pertambahan jumlah mereka. Dikatakan dalam 47b, “…Dan tiap2 hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.” Ini berarti bahwa bila kita memang sungguh2 rindu mengharapkan pertumbuhan dan pertambahan terjadi dalam hidup kita, dalam gereja kita; maka peliharalah semangat kebersamaan dalam ketekunan pengajaran, persekutuan, doa, melayani dan memuji Allah. Dengan demikian orang luar akan melihat kita sebagai orang2 yang bertumbuh rohani dengan baik dan sehat, dan sekaligus menjadi kesaksian yang nyata yang mungkin pada kahirnya membawa mereka untuk bersama2 dengan kita di tempat ini.
Bagaimana supaya hal ini benar2 nyata dalam kehidupan pribadi dan gereja kita pada hari ini? Mari kita perhatikan Alkitab kita. Dalam 2:1 dikatakan bahwa orang2 percaya berada/berkumpul ‘di satu tempat.’ Jadi tidak sendiri2, tidak kumpul di tempat yang berbeda-beda, tidak kumpul sendiri2 sesuka hati, tidak kemana-mana, tapi kumpul di 1 tempat. Pertanyaannya: Why harus di 1 tempat? Jawabnya: Karena 1 itu mewakili 3 macam symbol: (1) kesatuan dan kesehatian, (2) kesungguhan untuk mencapai visi-misi yang sama, dan (3) kesetiaan terhadap pengajaran yang benar.
Sudahkah kita benar2 telah berada/berkumpul di 1 tempat yang sama pada saat ini? Bila kita benar2 ingin merasakan pertumbuhan dan pertambahan mari pelihara kebersamaan ibadah dan persekutuan didalam gereja Tuhan.
Terakhir, Sedia Membayar Harga menjadi Saksi Tuhan
Setelah Pentakosta, orang2 kristen mengalami pertumbuhan rohani dan pertambahan jumlah yang luarbiasa. Tetapi segera sesudah itu juga mulai ada tantangan, ancaman dan hambatan cf. KPR 4-8. Tetapi puji Tuhan, kita melihat bahwa orang2 kristen yang percaya, berakar, di bangun, dan bertumbuh di dalam Kristus sebagaimana Kolose 2:6-7 katakan tetap tangguh menghadapi tantangan, ancaman dan hambatan ini. Mereka tidak bertekuk lutut dan menyerah. Mereka justru sedia membayar harga baik waktu, tenaga, materi, dan bahkan nyawa mereka menjadi saksi Tuhan yang hidup. Bahkan kita melihat di dalam seluruh Kisah Para Rasul makin orang kristen dihambat semakin bertumbuh, makin di babat justru semakin merambat ke mana-mana, makin dihalangi malah semakin bertambah di mana2.
Iblis tidak suka orang2 kristen bertumbuh rohani dan tidak suka melihat gereja Tuhan makin dipenuhi dengan jumlah orang2 percaya. Ia akan berusaha sekuat tenaga memakai segala cara baik dari dalam maupun dari luar orang percaya dan gereja Tuhan tidak bertumbuh dan bertambah. Ia akan berusaha mencobai kita dengan keraguan, kekhawatiran, memecah belah orang2 percaya, menggunakan orang2 tertentu yang tidak bertumbuh rohaninya untuk mengacaukan pekerjaan Tuhan, menggunakan pergumulan2 hidup kita dan dosa-dosa yang masih kita pelihara untuk membuat kita undur, tidak setia dan meninggalkan kehidupan doa, ibadah, persekutuan dan pelayanan. Bila ini akan, sedang atau mulai engkau dan aku rasakan, maka waspadalah! Mari tidak menyerah! Undur! Lemah! Taku! mudah dikacaukan! Ini justru bisa menjadi pertanda yang baik. Orang kristen dan gereja yang bertumbuh rohani dengan kuat pasti akan menghadapi tantangan yang hebat. Semakin bertumbuh rohani akan semakin hebat cobaannya. Semakin engkau dan aku dipakai Tuhan menjadi saksi akan semakin besar juga hambatannya. Ibarat pohon makin tinggi maka angin yang menerpa juga akan semakin besar. Kita tidak boleh bertekuk lutut dan menyerah. Ingat! Setiap orang percaya sejati telah diberi kuasa oleh Kristus untuk menjadi saksi cf. KPR 1:8! Ini berarti bahwa orang percaya yang sedia membayar harga akan senantiasa disertai, dikuatkan dan dihiburkan oleh Roh Kudus dalam menyaksikan akan Yesus kepada dunia.
Bersediakah kita membayar harga menjadi saksi Kristus?